Jumat, 11 Februari 2011

Menuju PSSI 1

Muhammad Rafii
Dari batas waktu tanggal yang ditetapkan oleh PSSI bahwasanya tanggal 5 Pebruari 2011 adalah batas akhir pendaftaran semua balon yaitu Calon Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Anggota Exco. Permainan yang sangat gemilang dilakukan oleh Tim Sukses dari NH dimana pertama kali dimunculkan calon ketum adalah 3 orang yaitu Nurdin Halid (NH), Nirwan D Bakrie (NDB) dan George Toisutta (GT). Para pemilik suara terpecah belah karena harus memilih 3 nama yang akan digadang-gadang bakal menjadi ketum yang baru.

Dengan keluarnya balon tersebut, maka pihak GT yang dibantu oleh Arifin Panigoro (AP) melakukan gerilya ke pemilik suara untuk menetapkan suara pembulatan agar memilih GT. Sedangkan para pemilik suara yang tidak bisa digoyah tentu akan berharap tetap memilih NH sebagai ketua dan NDB sebagai wakil ketua seperti yang dijalani selama ini dua periode ini. NH sebagai Ketua adalah memikirkan bagaimana menjalankan roda organisasi dan NDB sebagai Wakil mengeluarkan dana untuk membantu jalannya roda organisasi.

GT sebagai pihak diluar incumbent adalah seorang TNI yang tentunya mempunyai darah pejuang tak kenal menyerah. Dengan bergerilya dibantu oleh AP diharapkan suara yang selama ini tidak berani terang-terangan menentang NH akan beralih memilih GT seperti lima pengprov yang sebelumnya dianggap hilang suara yaitu kelima suara itu berasal dari Pengprov PSSI Nusa Tenggara Barat dan Pengprov PSSI Jambi serta PS Bungo [Divisi I], Persisum Sumbawa [Divisi II], PS KSB Sumbawa Barat [Divisi I].

Dari data yang diperoleh dari berbagai media disimpulkan bahwa kelima suara tersebut bertentangan dengan NH sehingga ditakutkan akan menjadi batu ganjalan bagi NH untuk melanggengkan kekuasaannya. Disinilah peran serta tim sukses NH bermain, caranya lima suara yang dianggap hilang kemudian dimunculkan kembali sehingga diharapkan terjadi perpecahan antara kubu GT sebagai calon yang didukung oleh AP dengan AP sendiri sebagai calon yang dimunculkan kembali sebagai balon.

Cara yang dilakukan sangat bersih dan baik yaitu dengan memberikan berbagai dalih bahwasanya setelah dilakukan cek dan ricek, maka ditemukan kesilapan yang menurut Gusti Randa adalah karena mereka hanya menerima berkasnya saja dari Tim Verifikasi dan tidak mencek ulang kebenaran data yang diberikan tersebut.

Dengan demikian maka balon yang muncul sebagai ketum tidak 3 orang akan tetapi menjadi 4 orang yaitu Nurdin Halid (NH), Nirwan D Bakrie (NDB), George Toisutta (GT) dan Arifin Panigoro (AP). Dengan munculnya keempat calon tersebut diharapkan suara yang bulat ke GT menjadi pecah dengan beralih ke suara AP, misalnya dengan 3 calon (NH dan NDB pro status quo vs GT anti status quo) mempunyai kemungkinan 33 % suara dari 100 pemilik suara, maka dengan 4 calon 33 % milik GT bisa dipecah menjadi hanya 17 % menjadi milik GT, sisanya menjadi AP, hal inilah siasat dari Tim Sukses NH yang memilih tim verifikasinya sendiri dari teman yang dipercayanya.

Bukti kejelian Tim Sukses NH dapat dilihat dari berbagai sumber mass media yang menyatakan bahwa NH sempat memanggil Subardi, M. Zein dan Limbong untuk ditanyai apakah mereka berkhianat. Padahal ketiganya adalah anggota Exco dan akhirnya nama Limbong yang sempat digadang menjadi anggota Tim Verifikasi yang akhirnya tidak diloloskan karena Limbong merupakan anggota TNI yang tentunya harus turut perintah atasan yang kebetulan GT adalah atasan dari Limbong di TNI.

Jadi, sangat diharapkan pihak GT dan AP berkonsolidasi untuk mengajukan 1 orang nama saja di antara mereka berdua, apakah GT sebagai ketum dan AP sebagai wakil. Mayjen TNI GT sebagai seorang tentara dengan jabatan aktif sekarang adalah Kepala Staf AD (KSAD) lebih cocok ditempatkan sebagai seorang KETUA dan Arifin Panigoro sebagai seorang pengusaha dan mantan politikus lebih cocok ditempatkan sebagai wakil yang berarti mendukung segala perencanaan yang ditetapkan oleh ketua.

Tetapi, bagi hampir seluruh rakyat Indonesia berharap bahwasanya era NH akan berakhir tahun ini. Karena prestasi apapun tidak ada dari tim yang dipimpinnya selama 2 periode. Sedangkan NH sempat mengatakan bahwa prestasi tim nasional di Piala AFF kemarin adalah berkat dia dan Golkar.

Kalaulah para pemilik suara cermat dan bijaksana, dari perkataan beliau dapat disimpulkan bahwa para pemilik suara tidak ada apa2nya dibandingkan dirinya sebagai Ketua Umum, karena tanpa NH para pemilik suara tidak akan mendapatkan apa2 (artinya para pemilik suara dikerdilkan dan dianggap hanya angin lalu saja). NH telah lupa bahwasanya beliau adalah manusia dan mempunyai agama, manusia hanya bisa merencanakan, tetapi keputusan tetap di tangan Allah. Masyarakatlah yang menilai sendiri apa arti dari perkataannya tersebut dan kembali masyarakat Indonesia juga sangat mengharapkan para pemilik suara untuk bersikap jernih dan mengenyampingkan urusan golongan, pribadi untuk memilih secara jujur ke dalam hati nuraninya apakah NH layak dipertahankan atau tidak. Apakah Timnas dibawah kepemimpinan NH telah memberikan prestasi atau tidak. Mudah2an Allah SWT melindungi para pemilik suara dan diberikan hidayah-Nya agar memilih untuk kebaikan sesuai dengan keinginan masyarakat banyak.
Inilah figur Keempat Calon untuk Menuju PSSI 1

KSAD Mayjend TNI Georgo Toisutta


Jenderal TNI George Toisutta (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 1 Juni 1953; umur 57 tahun) adalah Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat saat ini. Sebelumnya ia menjabat sebagai Panglima Kostrad yang menjabat sejak 2007 hingga tahun 2009 dengan menggantikan Erwin Sudjono. Ia lulus dari Akademi Militer, Magelang pada tahun 1976. Pada tanggal 9 Nopember 2009, Letnan Jenderal TNI George Toisutta dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggantikan Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo, S.IP. sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat.


Arifin Panigoro (tengah)


Nama : Arifin Panigoro
Lahir: Bandung, 14 Maret 1945
Agama: Islam
Isteri: Raisis A Panigoro
Anak: Maera Hanafiah dan Yaser Mairi
Pendidikan:
Lulusan Jurusan Elektro, Institut Teknologi Bandung, 1973
Mengikuti Senior Executive Programme Institute of Business Administration di Fountainebleau, Prancis yang dikoordinir oleh Kadin, 1979

Pengalaman Kerja :
:: PT Meta Epsi Duta Corporation (Komisaris Utama), sejak 1989
:: PT Inti Persada Multi Graha (Presiden Direktur), sejak 1994
:: PT Meta energi Petrasanga (Komisaris), sejak 1994
:: PT Energi Patranagari (Komisaris), sejak 1994
:: PT Apexindo Pratama Duta (Komisaris) sejak 1987
:: PT Citra Panji Manunggal (Komisaris Utama) sejak 1987
:: PT Meta Epsi Engineering (Komisaris Utama) sejak 1983
:: PT Meta Epsi Antareja Drilling Co.(Komisaris Utama) sejak 1983
:: PT Bina Karya Pariwisindo (Komisaris) sejak 1981
:: PT Meta Epsi Sarana Graha (Presiden Komisaris) sejak 1994
:: PT Meta Epsi Agro (Komisaris) sejak 1994

Jabatan Politik: Ketua Fraksi PDI-P MPR RI 2002-2003

Organisasi :
:: Yayasan Padamu Negeri (Ketua Umum) 1991-sekarang,
:: Ikatan Alumni Elektro ITB (Ketua I ) 1989-sekarang,
:: Persatuan Insinyur Indonesia (Ketua Umum) 1994
:: Ketua DPP PDI-Perjuangan 1999

Nirwan D Bakrie

Nirwan Dermawan Bakrie (lahir di Jakarta, 1 November 1951; umur 59 tahun) adalah seorang pengusaha asal Indonesia. Ia adalah anak ketiga dari keluarga Achmad Bakrie, pendiri Kelompok Usaha Bakrie. Nirwan mempunyai dua kakak, yaitu Aburizal Ical Bakrie dan Roosmania Odi Bakrie. Ia punya satu adik, Indra Usmansyah Bakrie. Istri Nirwan bernama Indira, biasa disapa sebagai Ike.
Nirwan Bakrie bersekolah dari SD hingga SMA di Jakarta. Setelah itu melanjutkan pendidikan ke Amerika, hingga meraih gelar MBA dari University of Southern California. Nirwan Bakrie kini menjadi pemimpin seluruh Kelompok Usaha Bakrie setelah kakaknya, Aburizal Bakrie, menjadi menteri di Kabinet Indonesia Bersatu.
Nirwan Dermawan Bakrie juga dikenal sebagai penggila sepak bola. Ia adalah pengurus PSSI dan akrab dengan ketua PSSI Nurdin Halid, sebagai Ketua Badan Liga Indonesia, lembaga otonom yang bertugas memutar kompetisi. Ia juga mendirikan Klub Pelita Jaya, yang pada 2006 ini berubah menjadi Pelita Purwakarta.

Nurdin Halid

Nama: Nurdin Halid
Tempat/Tgl. Lahir : Bone, Sulawesi Selatan/17 Nopember 1958
Agama : Islam
Suku : Bugis
Status Perkawinan : Menikah
Jumlah Anak : 5 (lima)
Jumlah Istri : 1 (satu)
Nama Istri : Andi Nurbani, Hj.
:: Anak
A.M. Zunnun Armin, tanggal lahir 10-09-1985
Andi Nurhaldin, tanggal lahir 29-03-1987
Andi Nurhilda, tanggal lahir 10-10-1988
Andi Muh. Nur Albisry, tanggal lahir 18-09-1994
Andi M. Nur Haliq, tanggal lahir 18-03-1996

:: Riwayat Pendidikan

:: Formal
Jurusan Ekonomi Perusahaan IKIP, Ujung Pandang

:: Keanggotaan Sekarang
Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI
Anggota Komisi V (Industri dan Perdagangan) DPR RI
Anggota Fraksi Partai Golkar MPR RI

:: Pengalaman Kerja
Direktur Utama PT. Goro
Dosen Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta, Ujung Pandang
Pengelola PSM, Sulawesi Selatan
Manajer Panitia Pemilihan Kecamatan Gowa, 1983-1985
Manajer Panitia Pemilihan Kecamatan Sidrap, 1985-1987
Kepala Perwakilan, Pinrang, 1987-1991
Kepala Perwakilan, Sidrap, 1988-1991
Ketua Umum Pusat Koperasi Unit Desa, Hasanuddin, 1991-1992
Pengurus Kadinda, Sulawesi Selatan, 1994-1998
Komisaris PT. Niaga Puskud Hn., 1997-sekarang
Manajer Tim PSSI Piala Tiger, 1998
Presiden Direktur PT. Goro Yudistira Utama, 1998-sekarang
Ketua Umum Dekopin, 1999-2004

:: Pengalaman Organisasi
Ketua Majelis Pertimbangan Daerah KNPI, Sulawesi Selatan
Wakil Bendahara DPD Golkar, Sulawesi Selatan
Ketua Masyarakat Persuteraan Indonesia
Pengelola Persatuan Sepakbola Makassar, Sulawesi Selatan
Pengurus KNPI, Sulawesi Selatan, 1983-1985
Pengurus KNPI, Sulawesi Selatan, 1984-1987
Pengurus DPD AMPI, Sulawesi Selatan, 1985-1989
Pengurus DPD Golkar, Sulawesi Selatan, 1988-1991
Pengurus DPC Golkar, Sidrap, 1988-1993
Pengurus DPD AMPI, Sulawesi Selatan, 1989-1994
Pengurus Aspemti Pusat, 1992-sekarang
Pengurus Persatuan Penggilingan Padi, Sulawesi, 1993-1994
Pengurus PBVSI, 1994
Pengurus Kadinda, Sulawesi Selatan, 1994-1998
Ketua DPD AMPI, Sulawesi Selatan, 1994-1999
Pengurus DPD Golkar, Sulawesi Selatan, 1995-1998
Pengurus REI, Sulawesi Selatan, 1995-1998
Komisaris PSSI, Sulawesi Selatan, 1996-2000
Pengurus DPP PPM, 1997-2002
Manager Tim PSSI Piala Tiger, 1998
Ketua Umum Dekopin, 1999-2004